Perjalanan panjang musik jazz di Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari masa ke masa, genre musik yang identik dengan kebebasan dan improvisasi ini telah tumbuh dan berkembang di tanah air kita. Menariknya, jazz telah berhasil menemukan tempatnya di hati masyarakat Indonesia, meskipun pada awalnya dianggap sebagai musik asing.
Sejarah musik jazz di Indonesia dimulai sejak era kolonial Belanda, ketika para musisi jazz dari luar negeri mulai memperkenalkan aliran musik ini kepada penduduk lokal. Namun, perjalanan jazz di Indonesia tidak selalu mulus. Dalam wawancara dengan Kompas, musisi jazz senior, Indra Lesmana, mengungkapkan, “Perjalanan jazz di Indonesia tidaklah mudah. Dulu, jazz dianggap sebagai musik setan dan hanya dimainkan oleh orang-orang jahat.”
Namun, berkat ketekunan para musisi jazz tanah air, seperti Bubi Chen dan Benny Likumahuwa, serta dukungan dari komunitas musik jazz yang semakin berkembang, jazz akhirnya mendapat tempat yang layak di industri musik Indonesia. Dalam bukunya yang berjudul “Jazz di Indonesia: Sebuah Sejarah” (2016), Dr. Peter Keppy juga menyoroti perjalanan panjang musik jazz di Indonesia dan pengaruhnya terhadap perkembangan musik Indonesia secara keseluruhan.
Perjalanan panjang musik jazz di Indonesia juga terus berlanjut hingga saat ini. Dengan semakin banyaknya festival jazz yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta International Java Jazz Festival dan Ubud Village Jazz Festival, jazz semakin merajalela dan mendapat apresiasi yang lebih luas dari masyarakat.
Sebagai penutup, kita dapat melihat betapa pentingnya perjalanan panjang musik jazz di Indonesia dalam membentuk identitas musik Indonesia yang beragam dan kaya. Seperti yang dikatakan oleh musisi jazz muda, Nita Aartsen, “Jazz bukan hanya musik, tapi juga cerita, perjalanan, dan kebebasan berekspresi. Jazz adalah bagian dari kita, bagian dari Indonesia.” Jadi, mari kita terus dukung dan apresiasi musik jazz Indonesia, dari masa ke masa.